Kamis, 24 Maret 2016

AKUNTANSI INTERNATIONAL

Akuntansi Internasional
Perkembangan Akuntansi Internasional dan Klasifikasi Akuntansi Internasional

Kelompok 3

Aven Zora Leihitu (21212259)
Harun Alrasyid (23212342)
Mohammad Abdah Fayyat Afifi (24212695)
Rianda Karel Junian (26212261)




Universitas Gunadarma
4EB03

KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL
Klasifikasi akuntansi merupakan dasar untuk memahami dan menganalisis mengapa dan bagaimana sistem akuntansi nasional berbeda – beda. Tujuan dari klasifikasi akuntansi itu sendiri pun adalah untuk mengkelompokan sistem akuntansi keuangan menurut karakteristik khususnya. Klasifikasi akuntansi mengungkapkan struktur dasar dimana – mana anggota – anggota kelompok memiliki kesamaan dan apa yang membedakan kelompok – kelompok yang beraneka ragam satu sama lain. Dengan mengenali kesamaan dan perbedaan, pemahaman kita mengenai sistem akuntansi lebih baik.
Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara : (a) pertimbangan dan (b) secara empiris. Klasifikasi dengan pertimbangan bergantung kepada pengetahuan, intuisi dan pengalaman. Klasifikasi secara empiris menggunakan metode statistik untuk mengumpulkan data prinsip dan praktek akuntansi seluruh dunia. Ada empat perkembangan terhadap akuntansi :
(a) Berdasarkan pendekatan makro ekonomi, praktek akuntansi didapatkan dan dirancang untuk meningkatkan tujuan makro ekonomi nasional. Tujuan perusahaan umumnnya mengikuti dan bukan memimpin kebijakan nasional, karena perusahaan umumnhya mengoordinasikan kegiatan mereka dengan kebijakan nasional.

(b) Berdasarkan pendakatan mikro ekonomi, akuntansi berkembang dari prinsip – prinsipmikro ekonomi. Tujuanya terletak pada perusahaan secara individu yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup.

(c) Berdasarkan pendekatan independen, akuntansi berasal dari praktek bisnis, dengan dasar dan pertimbangan, dan perlahan – lahan dan coba – coba, kesalahan. Akuntansi dipandang sebagai fungsi jasa yang konsep dan prinsipnya diambil dari proses bisnis yang dijalankan dan bukan cabang keilmuan seperti ekonomi.

(d) Berdasarkan pendekatan yang seragam, akuntansi distandari dan digunakan sebagai alat untuk kendali oleh pemerintahan pusat. Keseragaman dalam pengukuran,pengungkapan dan penyajian akan memudahkan perancangan pemerinta, otorisasi pajak, dan bahkan manajer untuk menggunakan informasi akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis bisnis.
Akuntansi juga dapat diklasifikasikan dengan sistem hukum suatu Negara, pandangan ini telah mendominasi pemikiran akuntansi selama kurang lebih 25 tahun. :
(a) Akuntansi dalam Negara – Negara hukum umum memiliki karakter  berorientasi terhadap penyajian wajar, transparansi, dan pengungkapan penuh dan pemisahan antara akuntansi keuangan dan akuntansi pajak. Pasar saham mendominasi sumber – sumber keuangan dan pelaporan investor luar. Akuntansi hukum umum disebut sebagai Anglo–Saxon.

(b) Akuntansi dalam Negara – Negara hukum kode memiliki karakteristik berorientasi legalistic, tidak memberikan pengungkapan dalam jumlah kurang, dan kesesuaian antara akuntansi keuangan dan pajak. Bank atau pemerintah mendominasi sumber keuangan dan pelaporan keunganan dan pelaporan keuangan ditunjukan untuk perlindungan kreditor. Akuntansi ini juga disebut continental. Pemberian akuntansi memparalelkan hal yang disebut sebagai model pemegang saham dan pihak berkepentingan tata kelola perusahaan dalam Negara hukum dan hukum kode.
Klasifikasi yang didasarkan pada sistem praktik, banyak perbedaan antara akuntansi tingkat nasional menjadi semakin hilang. Beberapa alasan terhadap hal ini :
(a) Pentingnya pasar saham sebagai sumber keuangan terasa semakin berkembang di seluruh dunia. Sifatnya akan menjadi makin global, sehingga mengharuskan adanya standar laporan keuangan perusahaan yang diakui secara mendunia.
(b) Pelaporan keuangan ganda kini menjadi hal yang umum. Satu set laporan sesuai dengan ketentuan pelaporan keuangan domestic lokal, sedangakan yang satu lagi menggunakan prinsip akuntansi, dan berisi pengungkapan yang ditunjukan kepada investor internasional.
(c) Beberapa Negara yang menganut kodifikasi hukum, secara khusus jerman dan jepang, mangalihkan tanggung jawab pembentukan standar akuntansi dari pemerintgah kepada kelompok sektor swasta yang professional dan independen.
Klasifikasi yang didasarkan penyajian wajar vs kepatuhan ini kita percara bahwa hukum menjelaskan akuntansi didunia sekarang ini.
Klasifikasi yang didasarkan pada penyajian wajar persis kepatuhan hukum yang menimbulkan pengaruh yang besar terhadap banyak permasalahan akuntansi, seperti :
(a) Depresiasi, dimana beban ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan suatu aktiva selama masa manfaat ekonomi (penyajian wajar) atau jumlah yang diperbolehkan untuk tujuan pajak (kepatuhan hukum).

(b) Sewa guna usaha yang memiliki subtansi pembelian aktiva tetap diperlukan seperti itu (penyajian wajar) atau diperlakukan seperti sewa guna usaha operasi yang biasa (kepatuhan hukum).

(c) Pensiun dengan biaya yang akrual pada saat dihasilkan oleh karyawan (penyajian wajar) atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat berhenti kerja (kepatuhan hukum).

Masalah lain adalah penggunaan cadangan diskrit untuk meratakan laba dari satu periode ke periode yang lain. Penyajian wajar dan subtansi mengungguli bentuk (substance over form) merupakan ciri utama akuntansi hukum umum. Akuntansi kepatuhan hukum dirancang untuk memenuhi ketentuan yang dikenakan pemerintah seperti perhitungan laba kena pajak atau memenuhi rencana makro ekonomi pemerintah nasional. Pengukuran yang konservatif memastikan bahwa jumlah yang hati – hati dibagikan. Akuntansi kepatuhan hukum akan terus digunakan dalam laporan keuangan perusahaan secara individu yang ada di Negara – Negara hukum kode dimana laporan konsilidasi menerapkan pelaporan dengan penyajian wajar. Dengan cara ini, laporan konsilidasi dapat memberikan informasi kepada investor sedangkan laporan perusahaan individual untuk memenuhi ketentuan hukum.
          Integerasi pasar modal didunia akan menjadi pengaruh yang paling signifikan yang membentuk perkembangan akuntansi dimasa depan. Perkembangan ini merupakan alasan dibalik tren yang mengarah pada akuntansi penyajian wajar, setidaknya untuk pelaporan konsolidasi. Perkembangan ini juga merupakan pendorong utama aktifitas Dewan Standar Akuntansi Internasional dan Keputusan Uni Eropa atas “IFRS 2005” dan ini merupakan jawaban mengapa analisis laporan keuangan semakin bersifat global.

Minggu, 03 Januari 2016

ANALISIS GCG HASIL DARI 3 JURNAL YANG TERKAIT DENGAN SEKTOR TELEKOMUNIKASI

Anggota Kelompok : 1. Harun Alrasyid
2. Mohammad Abdah Fayyat Afifi
                      3. Rianda Karel Junian
Perbedaan analisis pengaruh GCG pada perusahaanTelekomunikasi .
1. Analisis Implementasi Good Corporate Governance pada PT INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA IMPLEMENTATION ANALYSIS OF GOOD CORPORATE GOVERANCE IN PT INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA. 
Disusun oleh : Rudy Hartanto, Dr. Helny MutiarsihJumhur  
2. PERANAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PRAKTIK GOOD CORPORATE GOVERANCE, PENELITIAN PADA PT. TELKOM INDONESIA, TBK
Disusun Oleh : Lilis Puspitawati dan Rahmat Adiyat
3. GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) SEBAGAI PRINSIP IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) (Studi Kasuspada Community Development Center PT Telkom Malang)
Disusun oleh : Agung Rakhmat
Hasil analisis dari perbedaan diantara 3 jurnal diatas dijabarkansebagai berikut :
Jurnal 1.
prinsip dalam GCG yaitu transparansikemandirianakuntabilitaspertanggungjawaban dan kewajaran telahditerapkan pada setiap aspek bisnis dan disemua jajaranperusahaan. Dari lima subvariabelempat subvariabeldiantaranya berada pada kategori sangat memadaiHanya satusubvariabel yang berada pada kategori cukup memadai yaitusubvariabel kemandirian. Seperti dijelaskan pada garis jenjangpenilaian masing-masing subvariabel dari variabel GCG mulaidari persentase tertinggi sampai dengan yang terendah berikutini : Gambar 1. Garis Nilai Jenjang Subvariabel GCG Keterangan Gambar 1 : 1 = Transparansi (83%) 4 = Pertanggungjawaban (98%) 2 = Kemandirian (74,44%) 5 = Kewajaran (95%) 3 = Akuntabilitas (75,65%) 0% 75% 100% 2 3 5 Tidak Memadai Kurang Memadai Cukup Memadai SangatMemadai. 
Jurnal 2.
Berdasarkan data – data yang ada diketahui bahwa tanggapanterhadap indicator terhadap kesetaraan dan kewajaran adalah68,13hal ini menunjukan bahwa kesetaraan dan kewajaranyang dilakukan TELKOM adalah baik dimata respondenDari hasil diatas maka tanggapan responden terhadap peranan GCG pada PT. TELKOM adalah sangat baik dimata responden.Disebabkan oleh beberapa hal yang penting dan mampudiperhatikan oleh PT. TELKOM yaitu transparansiakuntabilitasresponsibilitasdan independensi serta kesetaraandan kewajaran yang dinilai dijalankan sudah sangat baik.
Jurnal 3.
TELKOM telah melaksanakan prinsip-prinsip GCG dengan baiksesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh KNKG, sepertiprinsip transparansiresponsibilitasakuntabilitas, fairness, danprinsip independensi. TELKOM telah menggunakan prinsipGCG sebagai dasar implementasi pada praktek CSR, terbuktidengan perusahaan menerapkan prinsip transparansi danresponsibilitas sebagai prinsip atas penerapan CSR perusahaandan hal tersebut telah terlaksana dengan baik

Sabtu, 24 Oktober 2015

Teori Etika dan Profesi

TEORI ETIKA DAN PROFESI

         1. ETIKA
  • Pengertian Etika
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benarsalahbaikburuk, dan tanggung jawab. St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain.[1] Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia. 
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi.  Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia.  Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia. 
  • Tiga Norma Umum
1. Norma Sopan Santun

Norma sopan santun atau yang biasa disebut juga norma etiket adalah norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah manusia, misalnya menyangkut sikap dan perilaku seperti bertamu, makan dan minum, duduk, berpakaian dan sebagainya.
norma ini lebih menyangkut tata cara lahiriah dalam pergaulan sehari-hari. Norma ini tidak menentukan baik buruknya seseorang sebagai manusia. Karena, ia hanya menyangkut sikap dan perilaku lahiriah. Kendati perilaku dan sikap lahiriah bisa menentukan pribadi seseorang, tidak dengan sendirinya sikap ini menentukan moral seseorang

2. Norma Hukum

Norma hukum adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat akrena di anggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan masyarakat. Norma ini mencerminkan harapan, keinginan dan keyakinan seluruh anggota masyarakat tersebut tentang bagaimana hidup bermasyarakat yang baik dan bagaimana masyarakat tersebut harus diatur secara baik. Karena itu, ia mengikat semua anggota masyarakat tanpa terkecuali.

3. Norma Moral

Yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Norma ini menyangkut aturan tentang baik buruknya. adil tidaknya tindakan dan perilaku manusia sejauh ia di lihat sebagai manusia. Norma moral lalu menjadi tolak ukur yang dipakai oleh masyarakat untuk menentukan baik buruknya tindakan manusia sebagai manusia. entah sebagai anggota masyarakat atau pun sebagai orang dengan jabatan atau profesi tertentu

  • Dua Teori Etika
1. Teori Deontologi

Istilah 'deontologi' berasal dari kata yunani deon, yang berarti kewajiban. karena itu, etika deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Menurut etika deontologi, suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan bibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan sebagai akibat pada dirinya sendiri. Dengan kata lain, tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan terlepas dari tujuan atau dari akibat tindakan itu. Misalnya, suatu tindakan bisnis akan dinilai baik oleh etika deontologi bukan karena tindakan itu mendatangkan akibat baik bagi pelakunya, melainkan karena tindakan itu sejalan dengan kewajiban si pelaku, misalnya memberikan pelayanan yang baik kepada semua konsumen untuk mengembalikan utangnya sesuai dengan kesepakatan, untuk menawarkan barang dan jasa dengan mutu yang sebanding dengan harganya, dan sebaganya. Jadi nilai tindakan itu tidak di tentukan oleh akibat atau tujuan baik dari tindakan itu.

2. Etika Teleologi

Berbeda dengan etika deontologi, etika teleologi justru mengukur baik buruknya suatu tindakan berasarkan tujuan yang mau di capai dnegan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang di timbulkan oleh tindakan itu. suatu tindakan dinilai baik, kalau bertujuan mencapai sesuatu yang baik, atau kalau akibat yang timbulkannya baik dan berguna.
Misalnya, mencuri bagi etika teleologi tidak dinilai baik atau buruknya berdasarkan buruknya tindakan itu sendiri, melainkann oleh tujuan dan akibat dari tindakan itu. Kalau tujuannya baik, makan tindakan itu dinilai baik. tindakan seorang anak yang mencuri demi membayar pengobatan ibunya yang sakit parah akan dinilai secara moral sebagai tindakan baik, terlepas dari kenyataan bahwa secara legal ia bisa di hukum. sebaliknya kalau tindakan itu bertujuan jahat, maka tindakan itu pun dinilai jahat.


         2. Profesis


PENGERTIAN PROFESI
Profesi sendiri berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik. Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
PENGERTIAN ETIKA PROFESI
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi.
Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia.
Etika Profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu, contoh : pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science, medis/dokter, dan sebagainya.
Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek).
Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama, (Anang Usman, SH., MSi.)
Sumber :
http://ninaauliana.blogspot.co.id/2014/10
https://yanhasiholan.wordpress.com/2013/10/16/pengertian-etika-profesi-dan-etika-profesi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika
https://books.google.co.id/books?id=5QzuFOFAxbUC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false



Kamis, 09 Juli 2015

Commentary about LGBT

I don’t aggre to LGBT ( Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender ) because thats it very negative impact againts culture. Example, couple of LGBT will not have a child that can to continues the human lifes. In religian of islam, Allah SWT said children are jewelry of world. Clan of LGBT will haven’t a child the jewelery of world. If it’s clan of LGBT allowed will hamper growth birth of child. Children are prospective holder of the baton of life in future generations. And if its allowed, the world in the long term will feel the negative impact that declining human population. and maybe for longer periods of long-term would be the extinction of the human of human life. the rise of the LGBT community trigger many physical and psychological illnesses in the middle human life. Sexual activity is not reasonable cause venereal disease that is difficult to cure. AIDS is one of sexual behavior is triggered each year has increased.


With the knowledge that is already highly developed, would have been able to explain the negative impact of the LGBT. Maybe the families of the LGBT do not understand the negative impact of such behavior. Of course this is an obligation that people understand to sensitize them about the negative impact of such behavior.

Senin, 18 Mei 2015

Tugas 3

Malin Kundang

Once upon a time, on the north coast of Sumatra lived a poor woman and his son. The boy was called Malin Kundang. They didn’t earn much as fishing was their only source of income. Malin Kundang grew up as a skillful young boy. He always helps his mother to earn some money. However, as they were only fisherman’s helper, they still lived in poverty. “Mother, what if I sail overseas?” asked Malin Kundang one day to his mother. Her mother didn’t agree but Malin Kundang had made up his mind. “Mother, if I stay here, I’ll always be a poor man. I want to be a successful person,” urged Malin kundang. His mother wiped her tears, “If you really want to go, I can’t stop you. I could only pray to God for you to gain success in life,” said his mother wisely. “But, promise me, you’ll come home.”
In the next morning, Malin Kundang was ready to go. Three days ago, he met one of the successful ship’s crew. Malin was offered to join him. “Take a good care of yourself, son,” said Malin Kundang’s mother as she gave him some food supplies. “Yes, Mother,” Malin Kundang said. “You too have to take a good care of yourself. I’ll keep in touch with you,” he continued before kissing his mother’s hand. Before Malin stepped onto the ship, Malin’s mother hugged him tight as if she didn’t want to let him go.
It had been three months since Malin Kundang left his mother. As his mother had predicted before, he hadn’t contacted her yet. Every morning, she stood on the pier. She wished to see the ship that brought Malin kundang home. Every day and night, she prayed to the God for her son’s safety. There was so much prayer that had been said due to her deep love for Malin Kundang. Even though it’s been a year she had not heard any news from Malin Kundang, she kept waiting and praying for him.
After several years waiting without any news, Malin Kundang’s mother was suddenly surprised by the arrival of a big ship in the pier where she usually stood to wait for her son. When the ship finally pulled over, Malin Kundang’s mother saw a man who looked wealthy stepping down a ladder along with a beautiful woman. She could not be wrong. Her blurry eyes still easily recognized him. The man was Malin Kundang, her son.
Malin Kundang’s mother quickly went to see her beloved son. “Malin, you’re back, son!” said Malin Kundang’s mother and without hesitation, she came running to hug Malin Kundang, “I miss you so much.” But, Malin Kundang didn’t show any respond. He was ashamed to admit his own mother in front of his beautiful wife. “You’re not my Mother. I don’t know you. My mother would never wear such ragged and ugly clothes,” said Malin Kundang as he release his mother embrace.
Malin Kundang’s mother take a step back, “Malin…You don’t recognize me? I’m your mother!” she said sadly. Malin Kundang’s face was as cold as ice. “Guard, take this old women out of here,” Malin Kundang ordered his bodyguard. “Give her some money so she won’t disturb me again!” Malin Kundang’s mother cried as she was dragged by the bodyguard, ”Malin… my son. Why do you treat your own mother like this?”
Malin Kundang ignored his mother and ordered the ship crews to set sail. Malin Kundang’s mother sat alone in the pier. Her heart was so hurt, she cried and cried. “Dear God, if he isn’t my son, please let him have a save journey. But if he is, I cursed him to become a stone,” she prayed to the God.
In the quiet sea, suddenly the wind blew so hard and a thunderstorm came. Malin Kundang’s huge ship was wrecked. He was thrown by the wave out of his ship, and fell on a small island. Suddenly, his whole body turned into stone. He was punished for not admitting his own mother.

http://www.belajaringgris.net/cerita-malin-kundang-versi-inggris-1213.html

Tulisan 2

Conditional sentence adalah complex sentence (kalimat majemuk) yang dibentuk dari subordinate clause yang diawali dengan sub ordinate conjunction if berupa condition (syarat) dan main clause berupa result/consequence (hasil).

Rumus Conditional Sentence Type 1

Rumus conditional sentence type 1 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
if + condition, result/consequence
if + simple present, (will + bare infinitive)/imperative
atau
result/consequence + if + condition
(will + bare infinitive)/imperative + if + simple present

http://asrulfantri.blogspot.com/#ixzz3aUXXf9PP
http://www.wordsmile.com/pengertian-rumus-contoh-kalimat-conditional-sentence-type-1
http://fachmiulilmaulana.blogspot.com/2012/03/conditional-sentence.html